Pages

Monday, August 4, 2014

-Lumpuh-

aku melihatnya lagi untuk yang kesekian kalinya
tetap di sudut kamarnya, di depan cermin itu
tatapannya kosong, hanya derai air mata yang menemaninya
entah apa yang ia pikirkan, apa yang ia rasakan
dia terlihat begitu pedih
aku ingin sekali memeluknya untuk bertanya ada apa
tapi masih saja bibir ini terkunci,
dia menatap foto di depan cermin itu dengan pandangan nanar
foto orang2 yang ia cintai walau telah berpindah dimensi dengannya
yah,, dia termenung, lalu kembali menangis
seakan dia berkata "peluk aku, bawa aku bersama kalian"
aku tak habis pikir, mengapa ia selalu menangis?
tak bisakah ia mengikhlaskan hidup?
aku rindu tatapan cerianya, rindu senyum yang mengembang tulus
bukan senyum palsu yang sering ia tunjukkan padaku
bukan mata yang dipaksanya terisi hal indah
kemana ia pergi? siapa dia?
aku hampir tidak mengenalnya sekarang

ia selalu tampak ceria dikala langit terang
namun kembali menangis di sana saat pekatnya
aku tak bisa menyentuh perasaannya
seperti biasanya,,
karena ia begitu pandai menutupi semua itu dariku,
darinya dan mungkin dari kalian,,

kumohon, jangan lanjutkan itu
aku sudah tak tahan hanya dapat memandangmu dalam diam
aku tak mampu lagi melihatmu lumpuh
lumpuh dalam ketidakberdayaan rasa
jangan kau buat hatimu mati
mati untuk satu hal semu
kau harus bangkit seperti dulu
yah,, dulu,, bangkit dengan segala optimismemu menjalani hidup
hidup yang kau terapkan kesekelilingmu

jadilah perempuan kuat sayang
jangan biarkan dunia membuatmu lumpuh
aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya
jangan pernah merasa semua orang membuangmu
karena kau terlalu istimewa untuk merasa tak berharga
tolong sudahi perihmu itu
karena aku sudah tak sanggup lagi
untuk melihatmu selalu berada di depan cermin tak bernyawa itu


-Ryrie-

04 Agustus 2014

0 comments:

Post a Comment