"aku selalu berbicara mengenai luka
luka yang tak kunjung mengering,,
luka dengan goresan panjang,,
yang tak mampu diredakan sakitnya oleh ramuan manapun.
luka yang selalu menganga lebar saat ku mengingatnya,
luka tanpa tanda di raga".
(21 Juni 2012)
"aku benci sendiri,
aku tak menyukai sepi sebagaimana yang selalu aku ucapkan padamu,
aku benci perasaan itu, karena dalam sepi aku selalu bisa merasakan semua hal,
aku selalu menemukan ruang kosong dari diriku,
dalam kesendiriani, semua yang ingin kulupakan kembali datang silih berganti,,
aku juga membenci kegelapan,
gelap membuatku kesulitan bernafas,
gelap juga membuatku tersadar akan kesendirianku,,
aku tau, sepi dan pekat dapat menyembunyikanku dari rasa lelah dan bisingnya dunia,
tapi mereka tak dapat membuatku tersenyum, bahagia,,
mereka hanya memaksaku untuk terus berfikir,
tau kah kamu, aku tak selalu sanggup berfikir keras,
aku hanya ingin diam, tersenyum, kemudian menghilang"
(21 Juni 2012)
"setiap aku memandangmu,
kenangan itu mengalir deras dalam labirin kepalaku,
mengingatkanku pada tahun-tahun kesemuan kita,
mencurahkan seluruh rasa hampir tanpa sisa,,
untukmu, masih ingatkah kau?"
(09 Juni 2012)
"semakin dekat kulihat ia menari,
membuatku semakin mencintainya,,
tapi tidak untukmu,,
karena batas cinta dan kesemuan itu setipis helaian rambut ini,
ingat baik-baik, kamulah kesemuan itu,
jangan pernah menyapa hati ini kembali,
walaupun dengan rayuan tarian sang hujan"
(08 Juni 2012)
"ketika pandangan itu hanya tertuju padamu,
tak ingin lagi kucari selain dirimu,
kamu telah mengunci seluruh gerak syarafku untuk membayangimu,
apa kau mengerti apa artinya itu?
kamulah cakrawalaku, alam semestaku, bintangku yang paling bersinar"
(28 Mei 2012)
-Ryrie-